FEATURE



NAMA : JENI PRATIWI
NIM : G.331.17.0100

Seorang remaja yang jadi tulang punggung keluarga

Laki-laki berusia 21 tahun ini adalah sosok seorang kakak yang mempunyai cita-cita tinggi untuk membahagiakan kedua adiknya. Kehidupan yang berkecukupan yang ia kejar, tak menjadikan dirinya lupa untuk membiayai sekolah kedua adiknya. Dia harus menjalani hidup seperti ini sejak ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi dan meninggalkannya bersama kedua saudaranya. Batok , itulah sapaan dari orang-orang yang mengenalnya. Walau keinginannya untuk kuliah kandas di tengah jalan, karena duka yang dialaminya dua tahun terakhir tak menjadikan semangatnya surut untuk mencari nafkah demi menghidupi dirinya dan kedua adiknya. Keinginan yang keras demi melihat adik-adiknya mendapat pendidikan yang layak dan mendapat sebuah ilmu yang akan menunjang pekerjaan adalah harapan besar untuk mewujudkan cita-citanya yang mulia tersebut.
Dia bekerja sebagai tukang potong rambut. Masa muda yang seharusnya dia habiskan untuk menuntut ilmu, justru dia habiskan untuk bekerja. Dia tidak pernah malu dengan teman sebayanya. Dia sadar, dia berbeda dengan mereka. Hidupnya tak semudah dengan teman-temanya. Sedikit demi sedikit uang yang didapat dari bekerja dikumpulkannya. Dari uang itulah barok dapat menyekolahkan kedua adiknya dan mencukupi kebutuhan hari-harinya. Meski ia sadar bahwa uang yang dia dapatkan mungkin tak akan cukup untuk menyekolahkan adiknya sampai perguruan tinggi, tapi dia terus bekerja keras. Hampir setiap harinya dia habiskan untuk bekerja. Untuk bekerja dan pulang hingga larut malam. Senyum kedua adiknya membuatnya semakin kuat untuk hidup. Kedua adiknya selalu setia menunggunya pulang ke rumah yang merupakan peninggalan satu-satunya orang tuanya. Ibunya yang sudah rela meninggalkan mereka, tak pernah datang sekalipun melihat keadaan mereka. Hanya tetangga yang kadang kasihan kepada mereka yang selalu memberinya beberapa makanan untuk tetap hidup.
Kesulitan yang dialaminya memang sangatlah besar. Biaya hidup dan biaya sekolah kedua adiknya yang semakin tinggi membuat barok sesekali hutang ke tetangganya untuk membayar biaya sekolah adik-adiknya.  Tapi hal itu tak membuat semangatnya surut. Meskipun dia harus bekerja keras dan menghidupi kedua adiknya sendiri, dia tetap tegar. Karena dia yakin sebuah perjuangan yang keras tak akan dibayar murah kelak.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Picture Story